BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penulis membuat makalah ini di latar belakangi kerena banyak
mahasiswa yang tidak mengetahui model dan konsep pengambilan keputusan dalam
sistem informasi manajemen dan sistem informasi.
B.
Rumusan Masalah
Masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
1.
Langkah dasar apa saja yang
diperlukan untuk pengambilan keputusan
2.
Apa yang dimaksud dengan pengambilan
keputusan
3.
Bagaimanakah teknik pengambilan
keputusan
4.
Bagaimanakah proses pengambilan
keputusan
5.
Skala apa sajakah yang digunakan
untuk pengukuran pengambilan keputusan
6.
Metode apa sajakah yang digunakan
dalam pembuatan keputusan
C. Tujuan P
enulisan
Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang telah diberikan kepada penulis selain
itu tujuan penulisan dari makalah ini agar para mahasiswa biasa mengetahui
Model dan Keputusan dalam Sistem Informasi Manajemen dan Sistem Informasi
1
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Pengambilan
Keputusan di Dalam Sistem Informasi Manajemen
A.Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam manajemen, pengambilan
keputusan (decision making) memegang peranan penting karena keputusan yang
diambil oleh manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan
oleh bawahannya atau organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat
penting karena menyagkut semua aspek . Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa
merugikan organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian uang.
Pengambilan keputusan adalh suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah
untuk memperoleh hasil yang akan dilaksanakan.
Ada masalah yang midah diselaisaikan
ada pula masalah yang sulit, tergantung besarnya masalah dan luasnya dengan
beberapa faktor. Model yang bermanfaat dan terkenal senbagai kerangka dasar
proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A.Simon terdiri atas
tiga tahap, yaitu :
1. Pemahaman
Menyelidiki lingkungan kondisi yang
memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk
dijadikan petunjuk yang dapat memenyukan masalahnya.
2. Perancangan
Menemikan, mengembangkan dan
menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal ini mengandung
proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan dan menguji
apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Pemilihan
Memilih arah tindakan tertentu dari
semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
Model Simon ada hubungannya dengan
sisten informasi manajemen. Hubungan ini diikhtisarkan untuk ketiga tahap model
Simon yaitu :
1. Pemahaman
Proses penyelidikan mengandung
pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara
khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. Sistem informasi harus
meneliti semua data dan menganjukan permintaan untuk diuji mengenai situasi
yang jelas menurut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan
saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan
kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat ditangani.
2
2. Perancangan
SIM harus mengandung model keputusan
untuk mengolah data dan memprakasai pemecahan alternatif. Model harus membantu
menganalisis alternatif.
3. Pemilihan
SIM menjadi paling efektif apabila
hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk keputusan. Apabila telah
dilakukan pemilihan, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan
balik dan penilaian kemudian.
Sistem pengambilan keputusan dibagi
menjadi dua berdasarkan sifatnya, terbuka atau tertutup. Sistem penganbilan
keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan yang
tidak ketahui dari lingkungannya. Dalam sistenm ini, pengambilan keputusan
tertutup dianggap :
a. Mengetahui semua alternatiuf dan
akibat atau masing-masing alternatif.
b. Mempunyai suatu metode (aturan,
hubungan dan sebagainya) yang
memungkinkan ia membuat urutan
alternatif yang lebih disukai.
c. Memilih alternatif yang
memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan,
volume penjualan atau kegunaan.
Sedangkan model keputusan terbuka
menganggap pbahwa pengambilan keputusan terbuka menganggap bahwa penganbilan
kepuusan:
a. Tidak mengetahui senua alternatif
dan semua hasil
b. Melakukan penyelidikan sacara
terbatas untuk menemukan beberapa
alternatif yang memuaskan.
c. Mengambil keputusan yang
memuaskan tingkat keinginannya.
Model terbuka adalah dinamis atas
urutan pilihan karena tingkat keinginan berubah menanggapi perbedaan antara
hasil dan tingkat keinginan.
1.1.1 Pengertian Pengambilan Keputusan
Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang
bersangkuatan sehingga usaha pencapaiian tujuan yang dimaksud dapat
dilaksanakan secara baik dan efektif. Masalah atau problem yang dimaksud dapat
dibagi tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan
masalanh kreatif.
3
Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan
dari apa yang direncanakan. Masalah progresif adalah suatu masalah yang terjadi
akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau
meningkatkan suatu prestasi ayau
hasil masa lalu. Misalnya, suatu perusahaan ingin memperbesar atau memperluas
market sharenya atau suatu pabrik mobil ingin memproduksi suatu kendaraan yang
lebih irit bahan bakarnya. Masalah kreatif adalah suatu masalah yang muncul
karena adanya keinginan untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Hal
ini dapat dicontohkan sebuah pabrik mobil ingin menciptakan kendaraan dengan
energi matahari.
1.1.2 Teknik pengambilan keputusan
Herbert A Simon mengemukakan teknik
tradisional dan modern dalam pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak
diprogram. Lihat tabel 1.1
Tabel 1.1 Teknik-teknik pembuatan keputusan tradisional dan
modern
Tipe-tipe keputusan
|
Teknik-teknik
pembuatan keputusan
|
|
Tradisional
|
Modern
|
|
Diprogram:
Keputusan rutin dan
berulang-ulang.Organisasi mengenbangkan proses khusus bagi penanganannya
|
1. Kebiasaan
2. Kegiatan rutin:
Prosedur
pengoperasiaan
standar.
3. Stuktur organisasi
tersusun baik.
|
1. Teknik riset operasi
Analisis matematik
Model-model
2. Pengolahan data
elektronik.
|
Tidak diprogram:
Keputusan sekali dipakai, disusun
tidak sehat dan kebijaksanaan.Ditangani dengan proses pemecahan masalah umum
|
1. Kebijakan dan
Kreatifitas.
2. Coba-coba
3. Selektif dan latihan
para pelaksana.
|
1. Teknik opemecahan masalah yang
diterapkan pada :
1. Latihan membuat
keputusan.
2. penyusunan “Heurictic”
|
4
1.1.3 Proses pengambilan keputusan
Proses pengambilan keputusan
memiliki berapa tahap :
Tahap 1 : Pemahaman dan Perumusan
Masalah. Para manager seriing menghadapi kenyataan bahwa masalah yang
sebenarnya sulit dikemukaan atau bahkan sering hanya mengidentifikasikan
masalah, bukan penyebab dasar. Para manager dapat mengidentifi8kasi masaklah
dengan beberapa cara. Pertama, manager secra sistematis menguji hubungan
sebab-akibat. Kedua manager mencari penyimpangan atau perubahan dari yang “noirmal”.
Tahap 2 : Pengumpulan dan Analisis
Data yang Relevan. Setelah manajer menemukan dan merumuskan masalah, manajer
harus memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus
menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat dan
kemudiaan mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 3 : Pegembangan
Alternatif-Alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan
pertama yang “feasibel” sering menghindarkan manager dari pencapaian
penyelesaian yang terbaik untuk masalah manajer.Pengembangan sejumlah
alternatif memungkinkan manajer menolak kecnderungan untuk membuat keputusan
terlalu cepat dan membuat keputusan yang efektif. Manager harus memilih suatu
alternatif yang cukup baik, walaupun bukan esuatu yang sempurna atau ideal.
Tahap 4 : Evaluasi
Alternatif-Alternatif. Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif,
mansger harus mengevaluasi sekumpulan alternati, manager harus mengevaluasi
untuk menilai efektifitas etiap alternatif.
Tahap 5 : Pemilihan Alternatif Terbaik.
Pembuatan keputusan merupakan hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternatif
terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi bagi manager dan
ketidaksempurnaan kebijakan manajer.
Tahap 6: Implementasi Keputusan .
Setelah alternatif terbaik dipilih, para manager harus membuat rencana untuk
mengatasi berbagai permasalahan dam masalah yang mungkin dijumpai dalam
penerapan keputusan. Dalam hal ini, manager perlu memperhatikan berbagai resiko
dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Disamping
itu, pada tahapimplementasi keputusan manager juga perlu menetapkan prosedur
laporan kemajuaan periodik dan memnpersiapkan tindakan korektif bila masalah
baru muncul dalam pembuatan kjeputusan, serta merancang peringatan dini untuk
menghadapi berbagai kemungkinan.
Tahap 7: Evaluasi Hasil-Hasil.
Keputusan. Implementasi keputusan harus selalu dimonitor. Manajer harus
meangevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan
memberikan hasil yang diinginkan.
1.1.4 Kriteria Pengambilan Keputusan
Kriteria untuk memilih alternatif
dalam model normative adalah pemaksimalan (laba, kegunaan, nilai yang
diharapkan dan sebagainya(. Tujuan ini apabila dinyatakan dalam bentuk
kwantitatif disebut fungsi objektif untuk suau keputusan. Dalam model ekonomi
klasik, manusia rasional dianggap memaksimakan kegunaan. Kegunaan ini
dirumuskan sebagai sifat hasil yang memberikan kesenangan atau menghindarkan
kesusahan. Bagi suatu perusahaan, kegunaan biasanya dipandang sebagai laba,
tetapi hal ini dapat juga berupa penjualan, bagi pasar, dan lai sebagainya.
5
Suatu pandangan alternative mengenai
criteria untuk pengambilann keputusaan adalah pemuasan. Pandangan ini berasal
dari model perilaku deskriptif yang menyatakan penyelidikan untuk
mendapatkannya. Mereka tidak senuhnya rasional atau cermat dalam penyelidikan
aytau penelitiaannya. Mereka menyederhanakan factor-faktor ayang harus
dipertimbangkan.
B.Skala Pengukuran Pengambilan Keputusan
Pada
hakekatnya pembuatan keputusan dipandang sebagai suatu proses dalam usaha
mencari jalan keluar dari suatu masalah atau problem. Istilah proses
menyiratkan adanya suatu rangkaian atau tahap-ytahap yang teratur menuju suatu
tujuan yang telah ditetapkan , yaitu penyelesaian suatu persoalan. Tolak ukur
kuantitatif mengenai manfaat dan biaya bertujuan mempermudah perbandingan
antara keefektifan beraneka alternatif cara penggarapan dalam situasi
keputusan. Disini jelas nilai-nilai dan tingkat ukurannya dalam bentuk
angka-angka atau kuantitatif. Skala pengukuran ini disusun menurut urutan
bertambah banyaknya batasan yang diadakannya. Skala pengukuran yang dimaksud
dapat dirinci dan dijelaskan dibawah ini.
1.2. Skala Nominal
Skala
Nominal aadalah pengukuran dengan taraf yang peling rendah. Disini suatu objek
digolong-glongkan dengan simbol-simbol atau angka-angka yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Simbol-simbol atau angka-angka ini dipakai untuk
member identitas suatu kelompok tertentu. Misalkan plat nomor kendaraan
bermotor juga merupakan skala nominal karena nomor dan huruf pada kendaraan
tersebut menerangkan tempat kendaraan yang bersangkutan terdaftar. Pengambilan
keputusan dengan skala nominal agak sulit dilakukan karena skala ini tidak
memperlihatkan suatu jenjang nilai dari sejumlah alterntif keputusan. Skala ini
hanya memperlihatkan perbedaan antargolongan.
Skala nominal digunakan untuk
memilih hasil alternative yang hubungannya paling dekat atau paling berarti
bagi sasaran yang dituju atau memilih alternative dengan biaya terendah bila
terdaat alternative hasil yang relative sama atau tidak berbeda nilainya dalam
hubungannya dengan sasaran yang dituju.
1.2.2 Skala Ordinal
Skala ordinal adalah suatu skala
pengukuran yang sifatnya kualitatif yang menunjukan adanya suatu jenjang urutan
prefensi yang dikaitkan pada suatu tujuan atau kondisi yang ditentukan atau
dapat dikatakan bahwa skala ordinal adalah objek-objek dalam suatu kategori
yang mingkin tidak berbeda deangan objek lainnya. Akan tetapi. Masing-masing
objek tersebut tergabung dalam suatu hubungan yang bertsifat ‘yang satu lebih
dari yang lain’seperti lebih suka, lebih tinggi, lebih besar dan lain
sebagainya.
Untuk mempermudah pengambilan
keputusan dalam kasus ini biasanya setiap kemungkinan hasil dari al;ternatif
diberi score nilai sehubungan dengan jenjang nilai atau keartiaannya terhadap
sasaran atau tujuan yang ingin dicapai.
1.2.3 Skala Interval
Skala interval adalah suatu skala
yang mempunyai cirri-ciri skala ordinal, yang selisih dari tiap-tiap angka atau
jenjang prefensi dalam skala tersebut diketahui besarnya dan kemudian
pengukurannya. Pengukuran dengan skala interval untuk pembuatan keputusan
dilakukan dengan membuat suatu hubungan yang linear diantara komponen-komponen
atau variabel-variabel yang diukur. Dalam suatu perusahaan industri, hal ini
biasanya menyangkut kombinasi pemakaian bahan baku untuk membuat suatu barang
atau produk.
6
1.2.4 Skala Ratio
Skala ratio adalah suatu skala
interval yang mempunyai titik nol yang nyata. Dalam slkala ini perbandingan
setiap titik pada init pengukuran adalah bebas. Pada skala ini, perbandingan
dari setiap titik pada unit pengukuran biasanya banyak ditemui dalam ilmu alam
fisika, yaitu benda-benda atau simbol-simbol tertentu seperti “=”,”>”,Y=Kx.
X/Y, dan lain-lain.
Pengukuran dengan skala ratio untuk
pembuatan keputusan paling mudah dilakan karena langsung diketahu perbedaan dan
perbandingan jenjang nilai dari setiap hasil altarnatif.
1.2.5 Skala Absolut
Skala absolut merupakan ukuran
kuantitatif yang jelas dan nyata dan dapat dibandingkan secara langsung.
Situasi atau kondisi keputusan yang terstuktur secara sempurna biasanya banyak
ditemukan dalam jenis keputusan yang bersifat korekif, dengan skala pengukuran
ratio aatau absolute karena dalam hai ini setiap alternative yang akan dipilih
jelas ukuran manfaat dan biayanya dalam angka-angka yang mudah dibandingkan.
Selanjutnya, situasi atau kondisi keputusan yang tidak terstruktur banyak
dijumpai dalam masalah-masalah yang bersifat kreatif dengan skala pengukuran
nominal, ordinal, dan interval.
C.Metode Kuantitatif dalam Pembuatan Keputusan
Operasi berbagai organisai telah
semakin kompleks dan mahal. Karena itu, menjadi semakin sulit dan penting bagi
para manajer untuk membuat rencana dan keputusan yang efektif. Berbagai teknik
dan peralatan kuantitatif dalam pembuatan keputusan telah dikembangkan lebih
dari 40 tahun dan dikenal sebagai teknik”management science” dan “operations
research”. Pada umumnya, kedua istilah tersebut digunakan berrgantian dengan
pengertian yang sama yaitu riset operasi(operations research)
1.3.1 Konsep Riset Operasi
Ada tujuh cirri utama riset operasi
dalam proses pengambilan keputusan yang dapat dirinci sebagai berikut :
1.
Terpusat pada pembutan keputusan
2.
Penggunaan metode ilmiah
3.
Penggunaan mdel matematik
4.
Efektifitas ekonomis
5.
Bergantung pada computer
6.
Pendekatan tim
7.
Organisasi system
Sedangkan
pendekatan riset operasi untuk pemecahan masalah
Sebagai alternative di dalam proses
pengambilan keputusan mempunyai lima tahap, yaitu :
7
1.
Diagnosa masalah
2.
Perumusan masalah
3.
Pembuatan model
4.
Analisis model
5.
Implementasi penemuan
1.3.2 Model Riset Operasi
Sebagian besar proyek riset operasi
sangat berstandar pada model matematika. Ada sejumlah cara pengelompokan model
yang digunakan dalanm riset operasi, yaitu model normative dan deskriptif.
Model normatif menggambarkan apa yang seharusnya dilakukan. Model deskriptif
menggambarkan segala sesuatu bagaimana adanya. Beberapa model dan teknik
operasianal sebagai berikut :
Progmasi linear adalah suatu peralatan riset yang digunakan untuk
memecahkan masalah “optimasi”atau masalah satu jawaban “paling baik”dari
serangkaian alternative. Model progmasi linear termasuk model normative karena
memcari penyelesaian optimum.
Teori antrian. Karena hamper semua ekonomi dan bisnis beroperasi dengan
sejumlah sumber daya yany relative terbatas, maka sering dijumpai orang-orang,
produk, komponen produk, atau kertas kerja sedang menunggu dilayani. Teori
antrian atau sering disebut model garis tunggu dikembangkan untuk membantu para
manajer memutuskan berapa panjang suatu garis tungguyang paling dapat diterima.
Analisis network adalah peralatan yang dikembangkan untuk membantu manajeman
dalam perencanaan, pengawasan, dan proyek yang relative kompleks dan tudak
rutin. Model ini yang terkenal adalah PERT(Program Evaluation and Review
Technique) dan CPM (Critical Path Method). PERT banyak digunakan
untuk merencanakan dan mengawasi program penelitian dan pengembangan, sedangkan
CPM digunakan dalam proyek konstruksi.
Teori permainan adalah suatu pendekatan matematik untuk pembuatan model
persaingan atau pertentangan antara pihak yang berkempentingan. Teori ini
dikembangkan untuk menganalisis proses pembuatan keputusan pada berbagai macam
situasi persaingan yang melibatkan konfliks.
Model rantai Markov adalah suatu teknik matematik yang berguna untuk pemmbuatan
model berbagai macam system dan proes yang bisnis. Model ini digunakan untuk
memperkirakan perubahan di waktu yang akan dating dalam berbagai variabel
dinamik berdasarkan perubahan di waktu yang lalu dalam variabel tersebut.
Progamasi dinamik adalah sekumpulan teknik progmasi yang digunakan untuk
pembuatan keputusan yang bertingkat-tingkat. Tujuan model ini adalah
mengoptimumkan(memaksimalkan atau meminimalkan) seluruh keputusan berurutan
yang saling berhubungan sepanjang periode waktu tertentu.
Simulasi adalah kegiatan percobaan-percobaan dengan suatu model
(bukan kehidupan nyata) dalam berbagai cara teratur dan direncanakan. Model ini
menciba meniru suatu bagian operasio organisasi guna mengamati perkembangannya
dari waktu ke waktu untuk melekukan percobaan dengan bagian tersebut melalui
pengubahan variabel-variabel tertentu. Kerena adanya computer, model-model
simulasi pada umumnya adalah model matematik yang paling komprehensif.
8
1.3.3 Aplikasi Riset Operasinal
Masalah-masalah yang dapat
menggunakan teknik-teknik operasinal adalah sebagai berikut :
Masalah persediaan, masalah ini merupakan salah satu masalah yang paling baik
dipecahkahkan dengan teknik-teknik riset operasional karena menyangkut
penyeimbangan tujuan-tujuan yang saling bertentangan Pertentangan tersebut
terjadi antara biaya pemesanan dan biaya penyimpangan produk. Biaya pemesanan
setiap satuan produk cenderung turun bila kuantitas pemesanan naik.
Penyelesaian optimal dapat diperoleh melaluimpenggunaan teknik-teknik riset
operasional yang menyeinbangkan kedua biaya tersebut.
Masalah alokasi. Pemecahan masalah alokasi dapat dicontohkan dengan mencari
kombinasi optimal antara karyawan dan mesin yang akan meminimumkan biaya.
Masalah antrian. Masalah antrian menyamgkut perancangan bernagai fasilitas
untuk memenuhi permintaan akan pelayanan.Masalah antrianbiasanya dipusatkan
dengan teori antrian, tetapi masalah kompleks memerlukan teknik-teknik simulasi
Masalah pengurutan. Masalah ini timbul apabila manajer harus memutuskan dalam
urutan bagaimana bagian-bagian suatu pekerjaan akan dilaksanakan. Penyelesaian
masalah ini biasanya dicari melalui simulasi yang memungkinkan pengujian
efisiensi berbagai urutan yang berbeda.
Masalah routing. Masalah routing timbul bila manajer harus memutuskan kapan
bagian suatu pekerjaan dilaksanakan. Masalah ini dapat ditangani dngan progmasi
linear, model antrian, atau kombinasi keduanya.
Masalah
penggantian. Banyak peralatan mahal organisasi
akan using atau tidak terpakai, misalya mesin dan truk sehingga bila
dipertahankan untuk periode waktu yang terlalu lama menjadi tidak efisien dan
meningkatkan biaya operasi, misalnya biaya pemeliharaan.Masalah ini biasanya
menggunakan programasi linear.
Masalah persaingan. Masalah ini berkembang bila dua atau lebih organisasi
berusaha mencapai tujuan yang saling bertentangan seperti organisasi berusaha
untuk meningkatkan bagian pasarnya yang berarti kenaikan bagi organisasi yang
satu merupakan penurunan bagi organisasi yang lain. Teori permainan dapat
digunakan dalam penyelesaian masalah ini.
Masalah
pencarian. Kesalahan atau ketidaklengkapan
informasi dapat mengakibatkan keputusan yang salah dan selanjutnya memerlukan
waktu dan biaya untuk memperbaikinya. Sebaiknya pengumpulan informasi juga
memerlukan biaya dan waktu. Peralatan statistic dikombinasikan dengan
menggunakan model progmasi linear merupakan teknik yang banyak digunakan bagi
masalah pencarian
9
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembuatan
keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkuatan
sehingga usaha pencapaiian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik
dan efektif. Masalah atau problem yang dimaksud dapat dibagi tiga golongan
besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan masalanh kreatif.
Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya penyimpangan
dari apa yang direncanakan. Masalah progresif adalah suatu masalah yang terjadi
akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu prestasi ayau
hasil masa lalu. Misalnya, suatu perusahaan ingin memperbesar atau memperluas
market sharenya atau suatu pabrik mobil ingin memproduksi suatu kendaraan yang
lebih irit
B.
Saran
Saran penulis kepada para pendengar semoga dengan penulis menyajikan
makalah yang berjudul “Model dan Konsep Pengambilan Keputusan didalam Sistem
Informasi Manajemen dan Sistem Informasi” pendengar sekalian bisa memahami dan
mengerti apa itu model dan konsep pengambilan keputusan di dalam sistem
informsi manajemen dan sistem informasi.
10
DAFTAR PUSAKA
Sutabri, Tata. 2003. Sistem
Informasi manajemen .andi .yogyakarta
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196807291998021-SURYADI/Model_dan_keterampilan_pengambilan_keputusan.pdf
Manajemen.
11
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………1
A.
Latar
belakang………………………………………………………………………...1
B.
Rumusan
masalah……………………………………………………………………..1
C.
Tujuan
penelitian……………………………………………………………………...1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..2
A.
Kerangka Dasar Pengambilan
Keputusan……………………………………………..2
1.1.1
pengertian pengambilan
keputusan…………………………………………….3
1.1.2
teknik pengambilan
keputusan…………………………………………………3
1.1.3
proses pengambilan
keputusan…………………………………………………4
1.1.4
kriteria pengambilan
keputusan………………………………………………...5
B.
Skala Pengukuran Pengambilan
Keputusan……………………………………………5
1.2.1 skala nominal……………………………………………………………………5
1.2.2 skala ordinal……………………………………………………………………..6
1.2.3 skala interval…………………………………………………………………….6
1.2.4 skala ratio………………………………………………………………………..6
1.2.5 skala absolut……………………………………………………………………..6
C.
Metode Kuantitatip dalam Pembuatan
Keputusan………………………………………6
1.3.1 konsep riset
operasi………………………………………………………………7
1.3.2 model riset
operasi………………………………………………………………..7
1.3.3 aplikasi riset
operasional………………………………………………………….8
BAB III
PENUTUP…………………………………………………………………………......10
A.
KESIMPULAN………………………………………………………………………….10
B.
SARAN…………………………………………………………………………………..10
DATAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………..11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar