Jumat, 29 Juni 2012

Informasi yang diperlukan
  1. Relasi-relasi yang telah dinormalisasi, termasuk perkiraan jumlah baris dalam setiap relasi.
  2. Definisi untuk setiap atribut yang menyangkut nilai maksimum yang dapat ditangani oleh atribut.
  3. Penjelasan tentang tempat, waktu, frekuensi data yang digunakan, dimasukkan, diubah dan dihapus
  4. Identifikasi hak para pemakai terhadap data.
  5. Kebutuhan waktu tanggapan yang dikehendaki oleh pemakai dan aktivitas lain yang terkait dengan data (back up, recovery, integritas dan retensi).
  6. Deskripsi mengenai teknologi yang digunakan untuk mengimplementasikan basis data.
Aktivitas perancangan fisik
  1. Menentukan organisasi berkas yang digunakan untuk menaruh data.
  2. Menentukan tipe data dan menerapkan kekangan terhadap setiap atribut.
  3. Mengelompokkan atribut-atribut dari skema logis ke dalam bentuk record fisik.
  4. Memilih indeks untuk kepentingan mempercepat pengambilan data
  5. Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan eksternal.
  6. Menentukan mekanisme pengontrolan keamanan data
Menentukan format data
Format data mencakup:
  1. Tipe data.
  2. Panjang maksimum data.
  3. Kekangan-kekangan tertentu terhadap data.
Penentuan format data harus dilakukan dengan tepat dan mengantisipasi hal-hal:
  1. Menggunakan ruang yang sekecil mungkin.
  2. Mampu menampung semua kemungkinan.
  3. Menolak nilai yang tidak absah.
Menghemat ruang penyimpanan dengan menggunakan kode
Pengkodean dilakukan dengan tujuan:
  1. Penghematan ruang penyimpa-nan.
  2. Mengurangi kemungkinan  kesalahan atau ketidak-konsistenan.
Menghemat ruang penyimpanan dengan menggunakan kode
PEMASOK
Kode_Pemasok
Nama_Pemasok
Kota
P11
PT. Amerta
Bandung
P22
PT. Citra Jaya
Bogor
P33
PT. Kartika
Yogya
P44
PT Nindya
Tangerang
P55
PT. Dian Nusa
Yogyakarta
P66
PT. Pelangi Dua
Yogyakarta

Menghemat ruang penyimpanan dengan menggunakan kode
PEMASOK
Kode_
Pemasok
Nama_
Pemasok
Kode-Kota
P11
PT. Amerta
001
P22
PT. Citra Jaya
002
P33
PT. Kartika
003
P44
PT Nindya
004
P55
PT. Dian Nusa
003
P66
PT. Pelangi Dua
003

KOTA
Kode_
Kota
Kota
001
Bandung
002
Bogor
003
Yogya
004
Tangerang


Menjaga integritas data
  1. Tipe data dan panjang maksimum untuk data pada kolom dalam relasi dan menjadi kekangan bagi kolom tersebut.
  2. Nilai Bawaan (default value)
Suatu nilai yang dengan sendirinya akan diberikan ke kolom sekiranya kolom tersebut tidak diberi nilai secara eksplisit oleh pemakai.
  1. Kendali Jangkauan (range control)
Suatu kontrol yang dilakukan dengan menyebutkan nilai-nilai yang menjadi isi sebuah kolom yang dinyatakan dalam bentuk suatu jangkauan, yaitu dimulai dari nilai paling kecil hingga nilai terbesar.
  1. Kendali Nilai Null
Penanganan boleh tidaknya suatu kolom tidak diberi nilai (Null), jadi aturannya ada 2 yaitu :
a.       Kolom tidak boleh bernilai null
b.      Kolom boleh bernilai null
Contoh
ž  Nilai Bawaan
                Create Table BARANG
                (              Kd_Brg CHAR(5) Not Null Primary Key,
                                Nama_Brg CHAR(30) Not Null,
                                Harga_Jual Integer Not Null,
                                Jumlah Smallint Not Null Default 0
                ).
ž  Kendali Jangkauan
                Create Table DOSEN_PENDIDIKAN
                (              Kd_Dosen CHAR(5) Not Null,
                                Pendidikan ENUM (“SD”, “SMP”, “SMA”,
                                “D3”, “S1”, “S2”, “S3”) not Null,
                                Lulus_Tahun YEAR (4) Not Null
                                Primary Key (Kd_Dosen, Pendidikan)
                ).
Denormalisasi
Proses mengubah relasi yang telah ternormalisasi dalam perancangan konseptual menjadi record fisik yang lebih longgar terhadap aturan normalisasi untuk meningkatkan kinerja pengambilan data (query).
Denormaliasi disarankan hanya dilakukan pada kasus tertentu, yaitu :
  1. Penggabungan pada hubungan 1 : 1
  2. Penduplikasian atribut-atribut non kunci dalam hubungan 1 : M
  3. Penduplikasian atribut-atribut kunci asing dalam hubungan 1 : M.
  4. Penduplikasian atribut-atribut dalam hubungan M : N.
  5. Penghilangan tabel referensi.
  6. Penggunaan grup pengulangan.
Contoh penggabungan pada hubungan 1:1
Contoh penduplikasian atribut non-kunci pada hubungan 1:M
MOBIL_DISEWAKAN
No_Polisi
Tipe_Mobil
Warna
Jenis
Kd_Pemilik





PEMILIK
Kd_Pemiliki
Nama_Pemilik
Alamat



Hasil denormalisasi:
MOBIL_DISEWAKAN
No_Polisi
Tipe_Mobil
Warna
Jenis
Kd_Pemilik
Nama_Pemilik






PEMILIK
Kd_Pemiliki
Nama_Pemilik
Alamat



Contoh penduplikasian atribut kunci asing pada hubungan 1:M
MOBIL_DISEWAKAN
No_Polisi
Tipe_Mobil
Warna
Jenis
Kd_Pemilik
Kd_Cabang






PEMILIK
Kd_Pemiliki
Nama_Pemilik
Alamat



CABANG
Kd_Cabang
Nama_Cabang


Contoh penduplikasian atribut kunci asing pada hubungan 1:M
Hasil denormalisasi:
MOBIL_DISEWAKAN
No_Polisi
Tipe_Mobil
Warna
Jenis
Kd_Pemilik
Kd_Cabang






Penduplikasian kunci asing
PEMILIK
Kd_Pemiliki
Nama_Pemilik
Alamat
Kd_Cabang




Penambahan atribut “Kd_Cabang” pada PEMILIK
CABANG
Kd_Cabang
Nama_Cabang


Contoh penduplikasian atribut pada hubungan M:N
Contoh penghilangan tabel referensi
TIPE_MOBIL
Kd_Tipe
Nama_Tipe
Kd_Merk



MERK_MOBIL
Kd_Merk
Nama_Merk


Hasil denormalisasi:
TIPE_MOBIL
Kd_Tipe
Nama_Tipe
Nama_Merk



Contoh penggunaan grup pengulangan
PEMILIK
Kd_Pemilik
Nama_Pemilik
Alamat



TELP_PEMILIK
Kd_Pemilik 
Nama_Pemilik


Hasil denormalisasi:
TIPE_MOBIL
Kd_Pemilik
Nama_Pemilik
Alamat
Telp_1
Telp_2
Telp_3







Partisi Data
Proses pemecahan relasi karena kolom-kolom pada relasi tersebut terkadang ada yang jarang diakses sementara yang lain sering diakses.
  1. Partisi vertikal
Pemecahan relasi dengan memisahkan kolom yang sering diakses terhadap kolom yang jarang diakses.
  1. Partisi horizontal
Pemecahan relasi dengan memisahkan record-record atas dasar kriteria tertentu.
  1. Gabungan partisi vertikal dan horizontal
Partisi data
Kelemahan pertisi data :
  1. Kecepatan akses yang tidak konsisten.
  2. Kekompleksitasan.
  3. Tambahan ruang penyimpanan dan waktu pemutakhiran data.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar