BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam
perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu
sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan
nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi
penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
a. Pemasaran adalah suatu proses social dan
manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk
yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).
b. Manajemen pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta
penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).
1.2 RUMUSAN MASALAH
Ø
Mengetahui apa manajemen pemasaran ?
Ø
Mengetahui apa konsep pemasaran ?
Ø
Mengetahui pengertian segmentasi pasar ?
Ø
Mengetahui pengertian dan karakteristik jasa ?
Ø
Dan ciri-ciri pembentukan citra ?
1.3 TUJUAN
Menambah wawasan penulis dan
pembaca, karna bagi yang belum mengetahui apa itu pengertian menejemen pemasaran
akan mengatui dengan menyimak atau membaca makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN PEMASARAN
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam
perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu
sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan
nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi
penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Banyak ahli
yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan
sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini
disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan
meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran
merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang
berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai
macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan
manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses
pertukaran. Definisi yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut adalah :
Pemasaran
adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain
(Kotler, 1997).
Definisi
pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demands).
Manusia harus
menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu
hubungan. Dengan demikian pemasaran bia juga diartikan suatu usaha untuk
memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta, 1996).
2.2 PENGERTIAN
MANAJEMEN PEMASARAN
Penanganan
proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen
pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran
potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai
dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan
:
Manajemen
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga,
promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran
yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).
Manajemen
pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan( yang
terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir ) serta
mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar
tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada
kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan
lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk
merebut pasar dan seberapa besar.
Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah
proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang
mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan
menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terkait.
Manajemen pemasaran dapat diterapkan pada semua
bidang usaha. Dalam manajemen terdapat fungsi penganalisaan, perencanaan,
pelaksanaan atau penerapan serta pengawasan. Tahap perencanan merupakan tahap
yang menentukan terhadap kelangsungan dan kesuksesan suatu organisasi
pemasaran. Proses perencanaan merupakan satu proses yang selalu memandang ke
depan atau pada kemungkinan masa akan datang termasuk dalam pengembangan
program, kebijakan dan prosedur untuk mencapai tujuan pemasaran.
Penjelasan fungsi pemasaran
yang merupakan kegiatan terpadu dan saling mendukung, antara lain:
a.
Perencanaan pemasaran
Penentuan
segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan pemasaran meliputi : tujuan,
strategi, kebijaksanaan serta taktik yang dijalankan.
Tujuan :
· Meniadakan ketidakpastian masa datang bila
ada perubahan- perubahan karena situasi dan kondisi perusahaan maupun diluar
perusahaan maupun diluar perusahaan tidak menentu.
·
Karena
tujuan organisasi sudah difokuskan maka dengan perencanaan akan menghindari
adanya penyimpangan tujuan.
·
Reancana
walaupun mahal tetapi ekonomis karena segala kegiatan telah terfokuskan dengan
segala biaya- biayanya.
Rencana
pemasaran terinci diperlukan untuk setiap bisnis, produk atau merk.
Sebagai
syarat minimal perencanaan harus berisi bagian-bagian sebagai berikut :
BAGIAN TUJUAN
1. Ringkasan bagi ekskutif : Menyajikan pandangan
singkat atas
rencana
yang diusulkan agar dapat ditinjau dengan
cepat oleh manajemen.
2. Situasi pemasaran saat ini Menyajiakan
data latar belakang yang
relevan mengenai pasar, produk, persaingan dan distribusi.
relevan mengenai pasar, produk, persaingan dan distribusi.
3. Analisis ancaman dan peluang Mengidentifikasi
ancaman dan peluang utama yang mungkin mempengaruhi produk.
4. Sasaran dan isu Menentukan
sasaran perusahaan untuk produk di bidang penjualan, pangsa pasar, laba serta
isu yang akan mempengaruhi sasaran ini.
5. Strategi pemasaran Menyajikan
pendekatan pemasaran yang luas, yang akan digunakan untuk mencap[ai sasaran
dalam rencana.
6. Program tindakan Menspesifikasikan
apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukannya, kapan dan berapa
biayanya.
7. Anggaran Laboran
laba dan rugi yang diproyeksikan yang meramalkan hasil keuangan yang diharapkan
dari rencana tadi.
8. Pengendalian Menunjukkan
bagaimana kemajuan rencana akan dipantau.
b. Implementasi pemasaran
Adalah
Proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran
untuk mencapai sasaran. Implementasi mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan
ke bulan yang secara efektif melalsanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini
dibutuhkan program tindakan yang menarik semua orang atau semua aktivitas serta
struktur organisasi formal yang dapat memainkan peranan penting dalam
mengimplementasikan strategi pemasaran.
Implementasi
yang sukses tergantung dari beberapa kegiatan kunci yaitu:
1) Pengorganisasian kegiatan pemasaran, yaitu
:
Ø Proses menciptakan hubungan antara fungís
personalia dan factor fisik (sarana ), agar kegiatan pemasaran yang harus
dilaksanakan bisa mancapai tujuan yang benar, meliputi : pembagian kerja,
wewenang, tanggung jawab dan pelaporan kerja.
Tujuan : setiap orang di dalam
organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan
pemasaran yang telah dibebankan kepadanya sehingga tidak overlapping pekerjaan.
Bentuk umum dalam
departemen pemasaran yang modern, antara lain :
· organisasi fungsional dimana berbagai
aktivitas pemasaran yang berbeda dikepalai oleh spesialis fungsional : manajemen penjualan, periklanan,
riset pemasaran, pelayanan terhadap pelanggan, manajemen produk baru.
·
Organisasi
geografik, dimana karyawan bagian penjualan dan pemasaran diberi tugas di
negara, wilayah atau distrik tertentu.
·
Organisasi
manajemen produk, karyawan inin mengembangkan pemasaran dan strategi lengkap
untuk produk atau merk tertentu, bila perusahaan ini mempunyai banyak produk
atau merk yang amat berbeda.
·
Bila
firm yang menjual satu lini produk kepada banyak tipe pasar berbeda yang
mempunyai organisasi manajemen pasar. Manajer ini bertanggung jawab untuk
mengembangkan rencana jangka panjang dan tahunan untuk keunggulan utama dari
sistem ini adalah bahwa perusahaan diorganisasikan disekitar kebutuhan spesifik
segmen pelanggan.
2) Pengarahan kegiatan pemasaran, yaitu :
Ø Usaha yang berhubungan dengan segala
sesuatu kegiatan pemasaran agar semuanya itu dapat dilakukan dengan baik,
meliputi:
· Pemberian perintah secara baik, harus ada follow up-nya, secara senderhana, perlu
penjelasan sehingga ada pengertian dan sifatnya harus konsultatif.
· Motivasi
· Kepemimpinan
Dengan pengarahan segala
kegiatan yang menyimpang akan terdeteksi dan pimpinan dapat memberikan motivasi
untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan harapan serta agar terjadi
harmonisasi antar anggota organisasi / firm.
3) Pengkoordinasian kegiatan pemasaran, yaitu
:
Ø Usaha meng-sinkronkan dan menyatukan
segala kegiatan pemasaran dalam organisasi agar tercapai tujuan yang efektif
dan efesien.
Cara- cara
menjalankan koordinasi yang efektif, dengan berbagai cara, yaitu :
· Diadakan prosedur yang terang dan jelas
dan ditentukan tanggal penyelesaian ( deadline ).
· Koordinasi dilakukan secara formal melalui
pimpinan staff pembantu, penitia maupun pejabat penghubung tetap dilakukan
kontak tidak formal.
c.
Pengendalian / Evaluasi kegiatan
pemasaran, yaitu :
Usaha memberikan petunjuk pada
para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana, meliputi :
1.
Penentuan
Standard
2.
Supervisi
kegiatan atau pemeriksaan
3.
Perbandingan
hasil dengan Standard
4.
Kegiatan
mengkoreksi Standard
Menetapkan
Mengukur Mengevaluasi Mengambil
sasaran kinerja kinerja tindakan perbaikan
Gambar
2. Proses pengevaluasian kegiatan pemasaran
Kegiatan pengendalian / evaluasi diatas dapat dikelompokkan dua macam :
1. Pengendalian operacional termasuk
memeriksa kinerja yang sedang berlangsung terhadap rencana tahunan dan
mengambil tindakan perbaikan kalau perlu.
Tujuannya adalah memastikan
bahwa perusahaan mencapai penjualan, laba, dan sasaran lain yang ditetapkan
dalam rencana tahunannya. Kegiatan ini juga mencakup penentuan produk, wilayah,
pasar dan saluran yang berbeda yang dapat mendatangkan laba.
2.
Pengendalian
strategik meliputi pengamatan apakah strategi dasar perusahaan sesuai dengan
peluang yang terbuka. Strategi dan program pemasaran dapat ketinggalan zaman
dalam waktu singkat dan setiap perusahaan harus secara periodik menilai ulang
pendekatan terhadap pasar secara keseluruhan.
2.3
KONSEP PEMASARAN
Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya
harus efi menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat
terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam
perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang labih baik.
Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk
memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan
perusahaan yang berdasar pada konseop pemasaran ini harus diarahkan untuk
memenuhi tujuan perusahaan. Secara definitive dapat dikatakan bahwa konsep
pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan
konsumen merupakan syarat ekonomis dan social bagi kelangsungan hisup
perusahaan (Swasta, 1996).
Dari definisi tersebut, perusahaan memiliki
konsekuensi seluruh kegiatan perusahaan harus diarahkan untuk mengetahui
kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan agar mendapat laba dalam
jangka panjang. Organisasi perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran ini
disebut organisasi pemasaran.
Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk
meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing
dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan
pasar sasaran (Kotler, 1997). Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar,
yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan
profitabilitas.
Dewasa ini konsep pemasaran mengalami perkembangan
yang semakin maju sejalan dengan majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan
tidak lagi berorientasi hanya pada pembeli saja, akan tetapi berorientasi pada
masyarakat atau manusia. Konsep yang demikianlah yang disebut dengan konsep
pemasaran masyarakat (Swasta, 1996).
Selanjutnya akan dibahas tiga factor penting yang
digunakan sebagai dasar dalam konsep pemasaran (Swasta, 1996) :
a.
Orientasi
konsumen
Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen
ini, maka:
1. Menentukan
kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
2. Memilih
kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
3. Menentukan
produk dan program pemasarannya.
4. Mengadakan
penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan,
sikap serta tingkah laku mereka.
5. Menentukan
dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu
yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
b.
Koordinasi
dan integrasi dalam perusahaan
Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua elemen
pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan antara
perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi
masalah koordinasi dan integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang
mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer
pemasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan bagian dalam
perusahaan turut serta dalam suatu upaya yang terkoordinir untuk memberikan
kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
c.
Mendapatkan
laba melalui pemuasan konsumen
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau
laba. Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan
kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari sebuah
perusahaan. Banyak perusahaan yang mempunyai tujuan lain disamping laba. Dengan
menggunakan konsep pemasaran ini, hubungan antara perusahaan dan konsumen akan
dapat diperbaiki yang pada akhirnya akan menguntungkan bagi perusahaan.
2.4
PENGERTIAN SEGMENTASI PASAR
Pasar terdiri atas pembeli dan pembeli berbeda
dalam banyak hal. Pasar dapat dibedakan atau disegmentasikan dalam berbagai
cara. Pasar bisa diartikan sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk
puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Adapun istilah
segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai berikut:
Segmentasi
pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu
produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen
(Swasta, 1996).
Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang
berorientasi pada konsumen. Falsafah ini menunjukan usaha untuk meningkatkan
ketepatan penetapan sasaran dari suatu perusahaan. Segmen pasar ini dapat
dibentuk dengan banyak cara. Dengan mengacu pada demografi atau gaya hidup,
segmentasi pasar dapat dilakukan. Ada beberapa pola berbeda yang akan muncul
dalam melakukan segmenatasi pasar ini, yaitu: preferesi homogen, preferensi
yang tersebar dan preferensi terkelompok (Kotler, 1997).
Dengan menyatukan program pemasaran yang ditujukan
kepada segmen-segmen pasar yang dituju, manajemen dapat melaksanakan pemasaran
dengan lebih baik dan dapat menggunakan sumberdaya pemasaran secara efisien.
Segmentasi pasar dapat membantu manajemen dalam hal menyalurkan uang dan usaha
ke pasar potensial yang paling menguntungkan, merencanakan produk yang dapat
memenuhi permintaan pasar, menentukan cara-cara promosi yang paling efektif,
memilih media advertensi, dan mengatur waktu yang sebaik-baiknya.
Dalam melakukan segmentasi pasar ini juga perlu
suatu alasan yang cukup baik, misalnya, adanya pasar yang bersifat dinamis dan
adanya pasar untuk suatu produk tertentu. Akan tetapi tidak semua segmentasi
pasar yang dilakukan efektif. Dengan demikian perlu suatu upaya agar segmentasi
pasar yang dilakukan itu berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada beberapa
hal yang mungkin perlu untuk diperhatikan dalam melakukan segmentasi,
diantaranya : dapat diukur, dalam jumlah besar, dapat diakses dengan mudah,
bisa dibedakan serta dapat diambil tindakan.
Perusahaan yang mengidentifikasi segmen pasarnya
harus bisa mengevaluasi berbagai segmen dan memutuskan berapa banyak segmen
yang akan dimasuki. Ada dua factor penting yang mesti diperhatikan dalam
melakukan evaluasi segmen pasar, yaitu daya tarik segmen secara
keseluruhan dan sumberdaya perusahaan (Kotler, 1997). Setelah evaluasi
dilakukan, perusahaan kemudian mengambil keputusan seberapa banyak segmen yang
akan dilayani. Pada tahap evaluasi, ada berapa hal tambahan yang dapat
dijadikan pertimbangan untuk memilih segmen yaitu pilihan etika atas pasar sasaran,
interelasi dan segmen-super, rencana serangan segmen per segmen dan kerjasama
antarsegmen.
Peranan segmentasi dalam
marketing :
1. Memungkinkan
kita untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan
kita.
2. Mendapatkan
input mengenai peta kompetisi dan posisi kita di pasar.
3. Merupakan
basis bagi kita untuk mempersiapkan strategi marketing kita selanjutnya.
4. Faktor
kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang
berbeda.
Cara-cara
dalam memandang suatu pasar:
1.
Static attribute segmentation. Cara memandang
pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti kita melihat pasar
berdasarkan wilayah (negara, kawasan, propinsi, kota). Demografi berati kita
melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama,dan pendidikan.
2.
Dinamic attribute segmentation. Cara memandang
pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan.
Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi
meliputi lifestyle, kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon
pelanggan terhadap produk.
Lebih lanjut
mengenai demografi, psikografi dan pasar relung:
1. Demografi.
Ini merujuk data statistik penduduk, termasuk pendapatan, rata-rata umur, dan
pendidikan. Kalau menurut Hermawan, demografi ini termasuk dalam Static
Attribute Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan geografis dan
demografi. Geografis berarti kita melihat pasar berdasarkan wilayah (negara,
kawasan, propinsi, kota). Sedangkan demografi berati kita melihat pasar
berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama dan pendidikan.
2. Psikografi.
Psikografi adalah menggunakan demografi dalam menentukan perilaku dan selera
segmen tertentu suatu populasi. Psikografi mengkaji gaya hidup seperti kemana
mereka berlibur, kemana mereka berbelanja, bagaimana mereka membelanjakan uang
ekstra, olahraga apa yang mereka tonton, dan masih banyak lagi yang lain. Kalau
menurut Hermawan (lagi), psikografi termasuk dalam Dynamic Attribute
Segmentation, atau cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis
yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan
psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi lifestyle atau kepribadian
seperti yang saya sebutkan diatas. Perilaku berupa sikap, penggunaan dan respon
pelanggan terhadap produk.
3. Pasar
relung. Ada segmen kecil dari populasi yang memiliki kesamaan
karekteristik, kepentingan, kebiasaan berbelanja dan sebagainya.
2.5 PENGERTIAN
DAN KARAKTERISTIK JASA
Definisi jasa belum digunakan secara luas oleh
pemasar. Ini berkaitan dengan sulitnya diketahui batasan-batasan yang jelas
antara organisasi atau unit usaha yang menjadi bagian dari penyaluran barang
dengan organisasi yang yang menawarkan jasa.
Dengan demikian jasa, khususnya yang menyangkut jasa pertukaran dapat
didefinisikan sebagai:
Jasa adalah
barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar
melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan (Swasta, 1996).
Unsur penting dalam pengertian tersebut adalah
bahwa jasa merupakan suatu produk yang tidak kentara, artinya barang yang
dipertukarkan dengan uang adalah suatu yang tidak berwujud. Jasa juga merupakan
produk yang tidak bisa ditimbun atau ditumpuk dalam suatu gudang sambil
menunggu penjualan. Penyaluran jasa kebanyakannya langsung dari produsen ke
konsumen.
Produk jasa ini banyak macam dan jenisnya. Secara
umum ada perbedaan antara barang dan jasa yang dapat dilihat, misalnya,
pembelian jasa dipengaruhi oleh motif dan emosi, jasa tidak berwujud, bersifat
tidak tahan lama, tidak dapat disimpan, mementingkan unsur manusia, distribusi
langsung, tidak memiliki standar dan keseragaman serta jasa tidak terlalu
mementingkan adanya peramalan permintaan.
Menurut Alma (1992) konsep tidak berwujud pada jasa mengandung dua
arti yang keduanya merupakan tantangan bagi pemasaran, yaitu:
·
sesuatu yang tidak dapat disentuh, tidak dapat
dipahami
· Sesuatu
yang tidak dapat didefinisikan, tidak mudah diformulasikan
Untuk pemasaran jasa ini diperlukan pemikiran yang
lebih jauh bagi para pelaksana dibandingkan dengan pemasaran barang.
2.6 SIFAT
– SIFAT KHUSUS PEMASARAN JASA
Dalam pelaksanaan pemaaran jasa oleh pemasar, ada
sifat khusus yang membedakan pemasaran jasa dengan pemasaran barang. Sifat
khusus tersebut menurut Alma (1992) adalah sebagai berikut:
a.
Menyesuaikan
dengan selera konsumen
Gejala ini ditandai dengan pasar pembeli yang lebih dominan dalam
suasana pasaran jasa. Kualitas jasa yang ditawarkan tidak dapat dipisahkan dari
mutu yang menyediakan jasa. Dalam industri dengan tingkat hubungan yang tinggi,
pengusaha harus memperhatikan hal-hal yang bersifat internal dengan cara
memelihara tenaga kerja dan mempekerjakan tenaga sebaik mungkin. Inilah yang
sering disebut dengan internal marketing, yaitu penerapan prinsip marketing
terhadap pegawai dalam perusahaan.
b. Keberhasilan pemasaran jasa dipengaruhi oleh
jumlah pendapatan penduduk
Dalam kenyataan, makin maju suatu negara akan semakin banyak
permintaan akan jasa. Ini ada hubungannya dengan hirarki kebutuhan manusia,
yaitu kebutuhan akan jasa. Masyarakat yang belum banyak menggunakan jasa dapat
dikatakan bahwa pendapatan masyarakat tersebut belum merata.
c. Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan
fungsi penyimpanan
Tidak ada jasa yang dapat disimpan. Jasa diproduksi bersamaan waktunya
dengan mengkonsumsi jasa tersebut.
d.
Mutu jasa
dipengaruhi oleh benda berwujud sebagai pelengkapnya
Karena jasa adalah suatu produk yang tidak berwujud maka konsumen akan
memperhatikan benda berwujud yang memberikan pelayanan sebagai patokan terhadap
kualitas jasa yang ditawarkan.
e. Saluran distribusi dalam pemasaran jasa
tidak terlalu penting
Ini disebabkan dalam pemasaran jasa perantara tidak digunakan. Akan
tetapi ada type pemasaran tertentu yang menggunakan agen sebagai perantara.
2.7
PENGERTIAN PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi
orang yang dengan berbagai alasan berhasrat untuk mempengaruhi atau mengubah
perilaku tersebut, termasuk orang yang kepentingan utamanya adalah pemasaran.
Tidak mengherankan jika studi tentang perilaku konsumen ini memiliki akar utama
dalam bidang ekonomi dan terlebih lagi dalam pemasaran.
Dengan demikian, perilaku konsumen menurut Engel
(1994) adalah sebagai berikut:
Perilaku
konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi
dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusuli tindakan ini.
Subyek ini dapat diancangi dari beberapa
prespektif, yaitu : pengaruh konsumen, menyeluruh dan antarbudaya.
Penelitian terhadap motivasi dan perilaku konsumen
mendapat arti dalam masyarakat komtemporer di dunia. Ada pula perspektif yang
lebih menyeluruh dan memfokuskan pada upaya studi konsumsi untuk mengerti
bagaimana manusia berpikir dan berperilaku dalam kegiatan hidup. Pemasar yang
berusaha mempengaruhi perilaku konsumen terletak pada premis konsumen adalah
raja, motivasi dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian,
perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasive yang menanggapi
konsumen secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu
serta pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara social asalkan
pengamanan hokum, etika, dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya
manipulasi (Engel, 1994).
2.8
PENGERTIAN CITRA
Konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sesuatu
bukan hanya mengharapkan sekedar barang saja, akan tetapi ada sesuatu yang
lain. Sesuatu yang lain itu sesuai dengan citra yang terbentuk dalam dirinya.
Suatu perusahaan berkepentingan untuk memberikan informasi kepada publik agar
dapat membentuk citra yang baik.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa citra merupakan poin awal untuk
sukses dalam pemasaran. Istilah citra atau image ini mulai popular pada
tahun 1950-an dalam konteks organisasi, perusahaan, nasional dan sebagainya.
Citra tidak dapat dibuat seperti barang dalam suatu
pabrik, akan tetapi citra adalah kesan yang diperoleh sesuai dengan pemahaman
dan pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Citra yang ada pada perusahaan
terbentuk dari bagaimana perusahaan tersebut melakukan kegiatan operasionalnya
yang mempunyai landasan utama pada segi pelayanan.
Suatu perusahaan harus mampu untuk melihat sendiri
bagaimana citra yang ditampilkan kepada masyarakat yang dilayani. Perusahaan
juga harus bisa memberikan suatu evaluasi apakah citra yang diberikan telah
sesuai dengan yang diharapkan atau jika perlu ditingkatkan lagi.
Jadi citra ini dibentuk berdasarkan impresi atau
pengalaman yang dialami oleh seseorang terhadap sesuatu, sehingga pada akhirnya
membangun suatu sikap mental. Sikap mental ini nantinya akan dipakai sebagai
pertimbangan untuk mengambil keputusan karena citra dianggap mewakili totalitas
pengetahuan seseorang terhadap sesuatu.
Dengan demikian menurut Alma (1992) citra adalah:
Image is
the impression, feeling, the conception which the public has of a company, a
conditionally created impression of an object, person or organization atau
citra adalah kesan, impresi, perasaan atau konsepsi yang ada pada publik
mengenai perusahaan, mengenai suatu obyek, orang atau lembaga.
2.9
CIRI – CIRI PEMBENTUK CITRA
Ciri-ciri produk atau jasa yang membentuk suatu
citra berkaitan dengan unsur-unsur kegiatan pemasaran. Ciri-ciri pembentuk
citra yang sering bersinggungan dengan kegiatan pemasaran, misalnya, merek,
desain produk atau jasa, pelayanan, label dan lain sebagainya. Program yang
baik dalam suatu perencanaan dalam pengembangan produk atau jasa tidak akan
lupa untuk mencantumkan kegiatan perusahaan yang mencakup ciri pembentuk citra
untuk produk dan jasa atau perusahaannya.
Menurut
Jefkint,(2005:74) citra tidak dapat dibuat seperti barang dalam suatu pabrik,
akan tetapi citra adalah kesan yang di peroleh sesuai dengan pemahaman dan
pengetahuan seseorang terhadap sesuatu. Citra yang ada pada perusahaan yang
terbentuk dari bagaimana perusahaan tersebut melakukan kegiatan opesionalnya
yang mempunyai landasan utama pada segi pelayanan.
Menurut
penulis, pendapat Jefkint terhadap sesuatu citra yang ada pada perusahaan yang
terbentuk dari bagaimana perusahaan tersebut melakukan kegiatan opesionalnya
yang mempunyai landasan utama pada segi pelayanan.
Citra adalah
kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan tentang fakta-fakta atau
kenyataan. (Soemirat, 2002:34)
Menurut
penulis pendapat Soemirat citra adalah kesan yang diperoleh seseorang
berdasarkan pengetahuan tentang fakta-fakta atau kenyataan.
Citra
adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap-sikap terhadap kita kita yang
mempunyai kelompok-kelompok kepentingan yang berbeda (Efendy,1992:166).
Menurut
penulis,Pendapat Efendy citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap-sikap
terhadap kita kita yang mempunyai kelompok-kelompok kepentingan yang berbeda.
Suatu
perusahaan harus mampu untuk melihat sendiri bagai mana citra yang ditampilkan
kepada masyarakat yang dilayani. Perusahan harus juga bisa memberikan suatu
evaluasi apakah citra yang diberikan telah sesuai dengan yang diharapkan atau
jika perlu ditingkatkan lagi (Soemirat,S.2002:156)
Menurut
Jefkins,(2003:54) menyatakan citra adalah impresi atau kesan-kesan yang benar,
yakin sepenuhnya berdasarkan pengalaman dan pengetahuan atas kenyataan yang
sesunguhnya.
Jadi
citra ini di bentuk berdasrkan impresi atau pengalaman yang dialami oleh
seseorang terhadap sesuatu,sehingga pada akhirnya membangun suatu sikap mental.
Sikap mental ini nantinya akan dipakai sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan
karena citra yang di anggap mewakili totalitas pengetahuan seseorang terhadap
sesuatu.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran
ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli
yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut
dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas
pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran
dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah
nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran
sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan
melalui proses pertukaran. Definisi yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut.
Penentuan segala sesuatu
sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan pemasaran meliputi : tujuan, strategi,
kebijaksanaan serta taktik yang dijalankan.
Tujuan :
· Meniadakan ketidakpastian masa datang bila
ada perubahan- perubahan karena situasi dan kondisi perusahaan maupun diluar
perusahaan maupun diluar perusahaan tidak menentu.
·
Karena
tujuan organisasi sudah difokuskan maka dengan perencanaan akan menghindari
adanya penyimpangan tujuan.
·
Reancana
walaupun mahal tetapi ekonomis karena segala kegiatan telah terfokuskan dengan
segala biaya- biayanya.
Daftar Pustaka
Alwi,syafarudin.(1991), Analisis Dalam Pemasaran.Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
Arifin,johar,(2004).Pengambilan Keputusan Pengantar Bisnis.Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti,(1994).Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran.Yogyakarta:
UUP AMP YKPN.
IAI. (2002). Dasar-Dasar
Pencitraan. Jakarta: Selemba Empat
Riyanto,Bambang.(1997). Dasar-Dasar Pembelanjaan Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit BPFE UGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar